Jumat, 30 Desember 2011

sayangnya,kadang allah memberi yang tidak kita mau tapi kita butuh

Nadia datang dan menumpahkan ceritanya.

"dari dulu aku selalu bertanya-tanya dalam hati.kalau suatu saat aku dengar dia akhirnya menemukan cewek idamannya,apakah aku akan sedih?atau sudah akan biasa saja?apakah aku akan patah hati?atau...ah,aku ga mau membayangkan hal itu datang."

sayangnya, kadang Allah memberi apa yang tidak kita mau tapi sbenarnya kita butuhkan.

dan benar saja,hari itu datang.

hari ketika Allah membuka semuanya.memberi yang Nadia butuhkan.

KEIKHLASAN.

malam itu Nadia sedang berkonsentrasi mengejar target tugas nya untuk diselesaikan. ia sedang dalam semangat-semangatnya ketika tiba-tiba dia mendengar teman kosanya bercerita tentang seseorang yang sepertinya dia kenal dari kamar sebelahnya.

ternyata di kamar sebelah Nadia,ada beberapa teman kuliahnya yang sedang brkumpul dan mengobrol.saking serunya mereka mengobrol,suaranya sampai ke kamar Nadia.

samar-samar Nadia mendengarkan percakapan mereka.bukan maksud sengaja menguping.tapi ketika sekilas Nadia mendengar nama Ruben disebut,dia semakin seksama berusaha mendengarkan apa yang mereka obrolkan.

salah seorang teman Nadia itu bercerita dengan kerasnya kalau sekarang Ruben sudah memiliki kekasih baru.mahasiswi dari kampus tetangga.

sontak saja perasaan Nadia menjadi kacau.benarkah yang mereka bicarakan itu Ruben?Ruben yang Nadia kenal?Ruben yang sejak semester 1 menarik perhatian Nadia?Ruben yang sempat menjadi pengahrapannya Nadia?Ruben yang pernah dekat dengan Nadia?Ruben yang masih ada dipikiran Nadia sampai saat tadi dia mengerjakan tugas???

Ya allah,,benarkan itu dia?

seorang teman yang lain menyambung pernyataan temannya itu:

"maksud lu Ruben yang ganteng itu? yang anak Ekonomi itu?anak BEM juga.yang naik motor Jupiter?"

"iya ituu.Ruben yang mana lagi emangnya."

"emang kapan mereka jadian?"

"yah,baru sih,sekitar 2minggu an kayaknya."

"kok lu tau sih?gosip darimana tuh?"

"enak aja.ini bukan gosip.orang aku denger sendri pas kemarin kita kumpul bareng anak BEM."



mendengar semua deskripsi temannya itu,maka tidak salah lagi.itu memang Ruben yang Nadia kenal.Ruben yang pernah membuat hari-hari Nadia sangat berwarna.



seketika jari-jari Nadia yang semenjak tadi menar-nari diatas keybord laptopnya terdiam.sepertinya tidak ada tenaga lagi untuk menggerakkan otot-otot halus mereka.yang terasa hanya lemas.semua komando otak beralih ke pembuluh-pembuluh tipis di sekitar mata Nadia.berusaha menahan perintah langsung dari hati yang menginstruksikan untuk mengeluarkan butiran-butiran air mata.

perang antara perintah otak dan hati pun membuat Nadia hanya bisa termangu tak berdaya.tak tau mana yang harus diikuti.

tapi sayangnya hati memegang kendali lebih kuat dibanding otak Nadia.

rasio nya kalah oleh luka di hatinya.

maka gerbang di bendungan matanya pun terbuka seketika.

satu tetes, dua tetes, tiga tetes, sampai akhirnya mereka semua keluar tak terhitung lagi.

sekarang Nadia tak ubahnya seperti patung yang bisa menangis.

badannya hanya kaku tak bergerak.tapi air matanya terus menetes.



ya Allah....air apakah ini?kenapa aku ini?



untungnya otak Nadia masih bisa sedikit mengambil kendali kembali.jemarinya digerakkan lagi,berusaha menari-nari lagi diatas keyboard demi kewajibannya. sekuat tenaga pasukan-pasukan kecil di sekitaran danau airmatanya ia perintahkan untuk membangun bendungan lagi. perlahan-lahan mulai berkurang air yang menetes.



Nadia terus berusaha menulis,berusaha tidak memikirkan hatinya yang luka.mengacuhkannya.membuangnya ntah kemana.

tapi rasa sedih itu masih saja mengikuti.

tak tahan dengan semua itu, Nadia menutup laptopnya dan menjatuhkan badannya yang sudah lemas ke atas dekapan kasur.

ditutupnya muka dengan bantal yang bisa ia raih.kemudian menangislah ia tanpa bisa dilihat siapapun air mata itu.

badannya gemetar.hanya ada sakit yang ia rasa.



berulang kali ia menyebut asma Allah. ya Allah...tolong jangan biarkan aku menangis..



sia-sia.



yang kemudian dia lakukan demi menghindari airmata itu adalah diambilnya headphone dan mendengarkan lagu dari henfon nya. di stel nya keras-keras volume.sehingga ia tak perlu mendengarkan suara-suara dari luar.

berlagaklah ia bahwa tidak ada yang terjadi. bahwa hatinya tidak sedang terluka. dia tahu, kalau teman-temannya tahu dia sedang terluka maka yang ia dapat kan tidak lebbih dari rasa kasihan. dan dia tidak mau dikasihanni.tidak untuk ini!

dia adalah sosok yang kuat dimata teman-temannya.



maka semalam itu, Nadia terus berusaha melanjutkan pekerjaannya dengan headphone yang terpasang ditelinga, berusaha mengabaikan suara diluar, berusaha terlihat baik, berusaha melupakan rasa sakitnya.



sedikit yang masih bergelayutan di pikiran Nadia;

sudah berakhir. sekaranglah saatnya aku berhenti. berhenti mengharapkannya. berhenti memikirkannya. berhenti mencemaskannya. karena sekarang sudah ada yang jauh lebih bisa menjaganya. yang bisa menemaninya. yang bisa mengingatkannya ketika ia salah. yang bisa mendengarkan ceritanya ketika ia bosan dengan rutinitasnya. yang bisa mendoakannya untuk tetap di jalan Allah.

cukup sampai hari ini saja. inilah yang ingin Allah sampaikan kepadaku.

ikhlaskanlah ia dan cukupkanlah kamu menghabiskan hari mengingat kenangan-kenangan dulu waktu bersama.

sekarang saatnya Nadia. saatnya merelakannya. ini lah yang Allah mau. inilah yang kamu butuhkan. meskipun tidak kamu mau. tapi itu yang harus kamu tahu.



Allah itu Maha Tahu Nadia. Dia tahu segalanya. percayalah padaNya. kalau memang kamu bertemu dan mengenalnya karena Allah, maka demi Allah, suatu saat kalau memang Allah berkehendak maka Dia akan memberimu sesuatu yang juga kamu harapkan. sama seperti saat akhirnya kau bertemu dengannya.saat itu terasa sudah tidak mungkin dalam jangkauan manusia, maka tidak seperti itu untuk Allah.



"sesungguhnya Allah selalu bersamaku"

i'll be fine.