Kamis, 03 November 2011

dalam sebuah tokoh

ini hanya sepenggal cerita sederhana dari seorang tokoh yang selanjutnya diberi nama Aku.

aku itu seorang cewek yang sederhana,ga gaul,pergaulannya hanya itu-itu saja.
tapi terkadang dia bisa menjadi seorang yang sangat friendly dan gemar membuat keseruan.
inilah yang sempat membawa nya bertemu , berkenalan, dan akhirnya bersahabat dengan tokoh lain yang selanjutnya disebut dia.
Aku sama sekali tak pernah mempunyai ekspektasi besar kalau aku akan bersahabat dengan dia. orang yang sudah lama aku temui, tapi hanya sekali.
tapi terkadang, ketika kita tidak percaya bahwa itu bisa terjadi, maka Tuhan akan memberikan sebaliknya. dan itu terjadi pada aku.

bertemu lagi dengan dia adalah sebuah takdir dan tidak ada dalam rencana aku.
tapi selanjutnya, akan sedikit menjadi bagian rencana aku.
aku berencana membantu dia , untuk bisa menjadi teman dia.
aku mulai mencoba memberanikan diri untuk berteman dan kemudian bersahabat dengan dia.
karena aku cuma ingin merasakan bagaimana mimpi aku itu bisa menjadi nyata.
dan bisa dibilang aku berhasil.
aku dan dia akhirnya sempat bersahabat.
aku dan dia bercerita tentang masalah mereka,keseharian mereka,dan bahkan sesuatu yang tidak terlalu penting untuk diceritakan.

tetapi, ada satu hal yang membuat aku merasa sangat beruntung bersahabat dengan dia.
kadang ketika aku hanya bercerita kalau aku takut menghadapi sesuatu, maka dia akan menghubungi aku dan memberikan semangat nya. semangat yang sebenarnya biasa saja, yang lazim diberikan oleh sahabat-sahabat aku lainnya.
tetapi tidak semua sahabat aku melakukan ini. menelpon aku hanya untuk memberi semangat kecil.
bahkan ketika aku hanya bercerita kalau aku sedang gembira karena sesuatu, maka dia akan menelpon aku bahkan tanpa aku duga.
dia menelpon cuma untuk mendengarkan cerita gembira aku.
itu yang membuat aku bersyukur bersahabat dengan dia.
sangat bersyukur.

tapi semester ini sudah lain cerita nya.
aku tak bisa lagi bercerita pada dia tentang ketakutannya menghadapi ujian.
aku tak bisa lagi bercerita pada dia kalau aku berhasil melalui ujian itu.
aku tak bisa lagi keluar ruang ujian dan kemudian membuka ponsel hanya untuk menerima pesan singkat penyemangat dari dia.

maka ketika aku berjalan keluar dari ruang ujian, ada sesuatu yang hilang yang aku rasain.
terlebih ketika aku harus berada dalam kamar yang sepi tanpa seorang teman.
aku cuma bisa mengingat dia yang dulu pernah menjadi sahabat cerita aku , sahabat bertengkar aku.

dia yang sudah cukup lama tak pernah bercerita lagi dengan aku,
dia yang sudah cukup lama tak pernah bertengkar lagi dengan aku,
dia yang sudah cukup lama tak pernah lagi sekedar menyapa aku.
dan dia yang sudah cukup lama tidak lagi menjadi sahabat aku.

tapi dia masih selalu menjadi tokoh dalam setiap cerita aku.